Kamis, 04 November 2010

LAPORAN ANFISMAN ( konsentrasi darah)


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
 Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a. Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah.
b. Sel darah, adalah merupakan 45 % volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai atau terdiri dari air ( 91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler.
Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.





B.Perumusan Masalah

          Perumusan masalah dalam makalah ini, hanya sebatas membahas tentang “Struktur sel darah merah dan konsentrasi sel darah merah”.  Karena untuk lebih mengenal secara detail tentang struktur & konsentrasi sel darah merah pada manusia yang telah disebutkan di atas.
            Kemudian timbul pertanyaan di benak :
Bagaimana struktur & konsentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan?
Dengan modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang struktur & konsentrasi sel darah pada manusia.

C.  Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :

   1. Secara Akademis
       Secara akademis penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
       kuliah praktikum Anatomi Morfologi dan Fisiologi Manusia.

  2. Secara Praktis
      a. Untuk mengetahui struktur sel darah merah pada manusia.
      b. Untuk mengetahui struktur sel darah merah pada katak & ikan.
      c. Untuk mengetahui konsentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini kami akan mengupas lebih dalam tentang “Struktur sel darah merah & konsentrasi sel darah merah”.

A. Struktur Sel Darah
a)      Sel darah merah manusia
Sebuah eritrosit manusia berbentuk cakram bikonkaf, bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan dengan bagian tepi. Eritrosit mamalia tidak mengandung inti ( nukleus ), suatu karakteristik yang tidak umum pada sel hidup. Semua sel darah merah tidak mempunyai mitondria dan menghasilkan ATP-nya secara ekslusif melalui metabolisme anaerobik.
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah. Bentuk bikonkaf sel darah merah juga menambah luas permukaannya. Bentuk bikonkaf ini berfungsi mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Sel darah merah terutama dibentuk dalam sumsum tulang rusuk,   tulang  dada,   dan      tulang  belakang.

Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel ini mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Hemoglobin ini jugan berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan O2. ketika sel darah merah lewat melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya, oksigen akan berdifusi kedalam eritrosit dan hemoglobin akan berikata dengan O2 dan NO. hemoglobin akan membongkar muatannya dalam kapiler sirkuit sistemik. Disana oksigen akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. NO akan merelaksasikan dinding kapiler, sehingga dapat mengembang. Hal tersebut mungkin berperan dalam membantu      mengirimkan   O2       ke        sel.

b) Sel darah katak
            Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.


B. Konsentrasi Sel Darah
            Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun.






BAB III
METODELOGI

A.    Alat dan Bahan :
1. Larutan NaCl 0, 65%, 0, 85%, 2%
2. Darah katak, manusia, dan ikan
3. Alkohol
4. Lanset
5. Mikroskop
6. Kaca objek dan cover glass
7. Kapas

B. Cara Kerja
a.      Menyiapkan bahan praktikum.
b.      Mengamati bentuk sel darah manusia,ikan dan katak.
c.       Mengetahui konsentrasi sel darah merah.
d.      Menjelaskan larutan isotonis, hipotonis, hipertonis.
e.       Mengetahui fungsi darah.
f.       Menjelaskan tujuan praktikum pada aplikasi kefarmasian.
g.      Penyakit pada darah
h.      Penutup












BAB IV
PEMBAHASAN

A. Struktur  sel darah
a.       Sel darah merah manusia
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.
      Sel darah merah pada manusia ukuranye lebih kecil, lebih bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi lebih pekat dan termasuk homoiterm.
      Eritrosit pada mamalia tidak mempunyai inti dan pada manusia berbentuk cakram dengan garis tengah dengan bentuk bikonkaf menyebabkan eritrosit memiliki permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas.
      Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah.

 b) Sel darah katak & ikan
            Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.
Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.

Pada ikan ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis → insang → ke seluruh tubuh → vena cava → sinus venosus.


B. KONSENTRASI SEL DARAH
            Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun.
Pada larutan isotonis NaCl 0,9%, darah akan tetap stabil dan bentuk yang sama seperti biasa karna larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh.
Pada larutan hipotonis 0,65%, sel darah akan membengkak, yang di sebabkan oleh turunnya tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan pecahnya dinding eritrosit, hal ini mnyebabkan amsuknya air secara osmosis melalui dinding yang semipermiabel sehingga sel darah membengkak.
Pada larutan hipertonis 0,85%, sel darah akan mengkerut, ). Kerutan yang terjadi pada darah ini dikarenakan NaCl dengan konsentrasi 1, 2 tergolong pekat. Tergolong pekat jika dibanding dengan cairan isi sel darah merah, sehingga menyebabkan air yang ada didalam sel darah merah akan banyak keluar dan akibatnya sel darah merah akan mengkerut. Pada konsentrasi 1 % sel darah katak (eritrositnya) memang benar-benar sudah mengkerut dan sudah nampak agak mengecil, demiian juga halnya dengan eritrosit ikan. Pada manusia darah pada dengan diberi larutan NaCl dalam konsntrasi ini juga mengalami pengkerutan atau krenasi. Pada konsentrasi 0, 9% sel darah merah pada objek yang diamati secara umum normal, bentuknya bikonkaf.


C.  Perbedaan larutan hipotonis, isotonis & Hipertonis

·         Larutan Hipotonis
Larutan hipotonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang lain. Bahasa mudahnya, suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnya lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengah normal saline (1/2 NS).
Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel – sel darah merah. Peristiwa demikian disebut Hemolisa

·         Larutan Isotonis
suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonis ( ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik yang sama

·         Larutan Hipertonis
Turunn Larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang lainnya. Bahasa mudahnya, suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membran semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutan dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien.
ya titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel – sel darah merah. Peristiwa      demikian         disebu              Plasmolisa.
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3


D. FUNGSI DARAH
Fungsi  Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk mengikat oksigen

E. Mekanisme Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
     Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew'an/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
f.  Tujuan Prktikum dalam aplikasi dalam kefarmasian

dalam pembuatan sediaan parenteral harus mempunyai syarat antara lain :
1.Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan pernyataan
tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama penyimpanan
akibat perusakan obat secara kimiawi dan lain sebagainya.
2.Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan sediaan tetap
steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara bahan obat da material
dinding wadah.

3.Tersatukan tanpe terjadi reaksi
4.Bebas kuma
5.Bebas pirogen
6.Isotonis
7.Isohidris
8.Bebas partikel melayang

Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain.

Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.

Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi aktor yang paling banyak menentukan adalah:


a) bebas kuman

b) bebas pirogen

c) bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral

d) isotonis

e) isohidris

f) bebas bahan melayangpembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.
Dalam persyaratan pembuatan sediaan parenteral di atas,  di nyatakan bahwa sediaan tersebut harus  isotonis. Maka tujuan parktikum untuk aplikasi dalam bidang farmasi agar lebih mengetahui sebab akibat yang ditimbulkan oleh larutan hipertonis dan hipotonis dalam sel darah.

H. Hemolisis
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).

















BAB V
PENUTUP


A. KESIMPULAN
     Dari keterangan diatas dapat di tarik kesimpulan :
1. sel darah mempunyai peranan penting
2. Sel darah manusia (mamalia) tidak memiliki inti sel
3. Sel darah katak berbentuk lonjong




B. SARAN
·         Diperlukannya saran dan prasarana yang lebih memadai guna memaksimalkan hasil yang di peroleh dari praktikum.
·         Penjelasan secara bertahap dan mendetail yang harus dilakukan pengajar kepada pelajar.












DAFTAR PUSTAKA

Sutarmi H. Siti. Biologi jilid 2. IPB : Bogor
Dietor, delman H. 1992. Histologi veterinner. UI Press : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar