Kamis, 04 November 2010

LAPORAN ANFISMAN ( konsentrasi darah)


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
 Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a. Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi dalam pembekuan darah.
b. Sel darah, adalah merupakan 45 % volume darah. Sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai atau terdiri dari air ( 91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin, dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler.
Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.





B.Perumusan Masalah

          Perumusan masalah dalam makalah ini, hanya sebatas membahas tentang “Struktur sel darah merah dan konsentrasi sel darah merah”.  Karena untuk lebih mengenal secara detail tentang struktur & konsentrasi sel darah merah pada manusia yang telah disebutkan di atas.
            Kemudian timbul pertanyaan di benak :
Bagaimana struktur & konsentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan?
Dengan modal pertanyaan di atas, kami berharap akan menemukan jawaban yang tepat supaya kita dapat mengetahui labih jauh tentang struktur & konsentrasi sel darah pada manusia.

C.  Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :

   1. Secara Akademis
       Secara akademis penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
       kuliah praktikum Anatomi Morfologi dan Fisiologi Manusia.

  2. Secara Praktis
      a. Untuk mengetahui struktur sel darah merah pada manusia.
      b. Untuk mengetahui struktur sel darah merah pada katak & ikan.
      c. Untuk mengetahui konsentrasi sel darah pada manusia, katak dan ikan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini kami akan mengupas lebih dalam tentang “Struktur sel darah merah & konsentrasi sel darah merah”.

A. Struktur Sel Darah
a)      Sel darah merah manusia
Sebuah eritrosit manusia berbentuk cakram bikonkaf, bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan dengan bagian tepi. Eritrosit mamalia tidak mengandung inti ( nukleus ), suatu karakteristik yang tidak umum pada sel hidup. Semua sel darah merah tidak mempunyai mitondria dan menghasilkan ATP-nya secara ekslusif melalui metabolisme anaerobik.
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah. Bentuk bikonkaf sel darah merah juga menambah luas permukaannya. Bentuk bikonkaf ini berfungsi mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Sel darah merah terutama dibentuk dalam sumsum tulang rusuk,   tulang  dada,   dan      tulang  belakang.

Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel ini mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin, sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Hemoglobin ini jugan berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan O2. ketika sel darah merah lewat melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi lainnya, oksigen akan berdifusi kedalam eritrosit dan hemoglobin akan berikata dengan O2 dan NO. hemoglobin akan membongkar muatannya dalam kapiler sirkuit sistemik. Disana oksigen akan berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. NO akan merelaksasikan dinding kapiler, sehingga dapat mengembang. Hal tersebut mungkin berperan dalam membantu      mengirimkan   O2       ke        sel.

b) Sel darah katak
            Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.


B. Konsentrasi Sel Darah
            Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun.






BAB III
METODELOGI

A.    Alat dan Bahan :
1. Larutan NaCl 0, 65%, 0, 85%, 2%
2. Darah katak, manusia, dan ikan
3. Alkohol
4. Lanset
5. Mikroskop
6. Kaca objek dan cover glass
7. Kapas

B. Cara Kerja
a.      Menyiapkan bahan praktikum.
b.      Mengamati bentuk sel darah manusia,ikan dan katak.
c.       Mengetahui konsentrasi sel darah merah.
d.      Menjelaskan larutan isotonis, hipotonis, hipertonis.
e.       Mengetahui fungsi darah.
f.       Menjelaskan tujuan praktikum pada aplikasi kefarmasian.
g.      Penyakit pada darah
h.      Penutup












BAB IV
PEMBAHASAN

A. Struktur  sel darah
a.       Sel darah merah manusia
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.
      Sel darah merah pada manusia ukuranye lebih kecil, lebih bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi lebih pekat dan termasuk homoiterm.
      Eritrosit pada mamalia tidak mempunyai inti dan pada manusia berbentuk cakram dengan garis tengah dengan bentuk bikonkaf menyebabkan eritrosit memiliki permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas.
      Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah.

 b) Sel darah katak & ikan
            Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.
Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.

Pada ikan ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis → insang → ke seluruh tubuh → vena cava → sinus venosus.


B. KONSENTRASI SEL DARAH
            Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun.
Pada larutan isotonis NaCl 0,9%, darah akan tetap stabil dan bentuk yang sama seperti biasa karna larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh.
Pada larutan hipotonis 0,65%, sel darah akan membengkak, yang di sebabkan oleh turunnya tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan pecahnya dinding eritrosit, hal ini mnyebabkan amsuknya air secara osmosis melalui dinding yang semipermiabel sehingga sel darah membengkak.
Pada larutan hipertonis 0,85%, sel darah akan mengkerut, ). Kerutan yang terjadi pada darah ini dikarenakan NaCl dengan konsentrasi 1, 2 tergolong pekat. Tergolong pekat jika dibanding dengan cairan isi sel darah merah, sehingga menyebabkan air yang ada didalam sel darah merah akan banyak keluar dan akibatnya sel darah merah akan mengkerut. Pada konsentrasi 1 % sel darah katak (eritrositnya) memang benar-benar sudah mengkerut dan sudah nampak agak mengecil, demiian juga halnya dengan eritrosit ikan. Pada manusia darah pada dengan diberi larutan NaCl dalam konsntrasi ini juga mengalami pengkerutan atau krenasi. Pada konsentrasi 0, 9% sel darah merah pada objek yang diamati secara umum normal, bentuknya bikonkaf.


C.  Perbedaan larutan hipotonis, isotonis & Hipertonis

·         Larutan Hipotonis
Larutan hipotonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang lain. Bahasa mudahnya, suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnya lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengah normal saline (1/2 NS).
Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel – sel darah merah. Peristiwa demikian disebut Hemolisa

·         Larutan Isotonis
suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonis ( ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik yang sama

·         Larutan Hipertonis
Turunn Larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang lainnya. Bahasa mudahnya, suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membran semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutan dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien.
ya titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel – sel darah merah. Peristiwa      demikian         disebu              Plasmolisa.
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3


D. FUNGSI DARAH
Fungsi  Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk mengikat oksigen

E. Mekanisme Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
     Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hew'an/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
f.  Tujuan Prktikum dalam aplikasi dalam kefarmasian

dalam pembuatan sediaan parenteral harus mempunyai syarat antara lain :
1.Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan pernyataan
tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas selama penyimpanan
akibat perusakan obat secara kimiawi dan lain sebagainya.
2.Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan sediaan tetap
steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara bahan obat da material
dinding wadah.

3.Tersatukan tanpe terjadi reaksi
4.Bebas kuma
5.Bebas pirogen
6.Isotonis
7.Isohidris
8.Bebas partikel melayang

Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain.

Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.

Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi aktor yang paling banyak menentukan adalah:


a) bebas kuman

b) bebas pirogen

c) bebas pelarut yang secara fisiologis tidak netral

d) isotonis

e) isohidris

f) bebas bahan melayangpembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.
Dalam persyaratan pembuatan sediaan parenteral di atas,  di nyatakan bahwa sediaan tersebut harus  isotonis. Maka tujuan parktikum untuk aplikasi dalam bidang farmasi agar lebih mengetahui sebab akibat yang ditimbulkan oleh larutan hipertonis dan hipotonis dalam sel darah.

H. Hemolisis
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).

















BAB V
PENUTUP


A. KESIMPULAN
     Dari keterangan diatas dapat di tarik kesimpulan :
1. sel darah mempunyai peranan penting
2. Sel darah manusia (mamalia) tidak memiliki inti sel
3. Sel darah katak berbentuk lonjong




B. SARAN
·         Diperlukannya saran dan prasarana yang lebih memadai guna memaksimalkan hasil yang di peroleh dari praktikum.
·         Penjelasan secara bertahap dan mendetail yang harus dilakukan pengajar kepada pelajar.












DAFTAR PUSTAKA

Sutarmi H. Siti. Biologi jilid 2. IPB : Bogor
Dietor, delman H. 1992. Histologi veterinner. UI Press : Jakarta

LAPORAN MIKROBIOLOGI (medium pertumbuhan mikroorganisme)


BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Sebelum melakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur di laboratorium, telebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan bakteri/jamur tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.
Sementara itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
Pada penelitian ini saya akan membuat piaraan mikroba dengan menggunakan media padat, yaitu agar-agar sebagai tempat pertumbuhan mikroba dan media apel serta kentang untuk mengetahui pertumbuhan organisme dari beberapa macam tanah. Setelah itu mengidentifikasi sifat dan koloni mikroba yang terdapat pada biakan.

B. TUJUAN
  1. Mengetahui dan mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada media tauge dan kentang.
  2. Mempelajari teknik / cara dari proses sterilisasi pada alat dan bahan.
  3. Mempelajari dan mengetahui cara pembuatan media padat Potato Dextrose Agar (PDA).
  4. Memepelajari teknik / cara penanaman mikroba
  5. Mengamati sifat pertumbuhan dan bentuk koloni mikroba pada berbagai media.


C. MANFAAT
1.      Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang cara pembuatan media untuk pertumbuhan bakteri.
2.      Mahasiswa dapat melakukan proses sterilisasi dengan autoklaf.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan bakteri yang terkontaminasi pada media.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme. Medium agar merupakan salah satu tehnik yang sangat baik untuk memisahkan mikroba sehingga dapat diketahui masing-masing. Menurut Pelczar (1988) dasar makanan yang paling baik bagi pemeliharaan dan pembiakan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia.
Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat berikut :
·         Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh mikroorganisme.
·         Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.
·         Medium harus steril.
·         Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll.
Mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis dan sifat fisiologis yang beragam, dimana mikroorganisme tersebut mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-beda pula. Namun demikian susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama, yaitu terdiri atas air yang merupakan bagian terbesar, yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen lainnya seperti protoplasma, dinding sel, membran sitoplasma, cadangan makanan (lemak, polisakarida, polifosfat, protein, dan lain-lain) yang berat keringnya kurang lebih 0-20%.
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru.
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan (gorong), atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu.
Zat-zat tidak menghasilkan energi pada sel tetapi mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjalankan fungsi sel diberi bermacam-macam nama seperti nutrilit esensial, faktor tumbuh, atau mikronutrien.
Ada yang dikenal dengan mikronutrin anorganik. Beberapa unsur logam berat (Co, Mo, Cu, Zn) sangat dibutuhkam untuk kehidupan sel meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit. Kadang-kadang jumlah itu demikian kecilnya sehingga sukar dideteksi, atau bila ditemukan tidak mudah dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya kotoran belaka. Ada pula yang dikenal dengan mikronutrin organik. Contoh yang baik adalah vitamin. Banyak bakteri yang tidak membutuhkannya, sedangkan ada pula yang hampir selalu memerlukannya seperti halnya manusia.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk osilasi, memperbnayak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan mikroba.



BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan
Alat :
a)      Becker glass
b)      Erlemeyer
c)      Cawan petri
d)     Tabung reaksi
e)      Batang pengaduk
f)       Neraca analitik
g)      Alumunium foil
h)      Plastic crap
i)        Kapas
j)        Autoklaf

Bahan :
a)      PDA ( potato dextrose agar)
b)      TEA ( tuoge extract agar)
c)      NA
d)     Aq dest
e)      Gula
f)       Agar

Posedur pembuatan ekstract alamiah :
1.      Berisihkan kentang / tauge.
2.      Timbang 10gr
3.      Untuk kentang di potong dadu-dadu kecil.
4.      Tambahkan 100ml air, rebus.
5.      Saring dengan kain kasa.
6.      Jadilah extract kentang / tauge.

Prosedur pembuatan medium alamiah :
1.      Dalam erlemeyer besar masukkan extract kentang atau tauge yang sudah dibuat terlebih dahulu.
2.      Tambahkan gula 1%
3.      Tambahkan agar 2 %
4.      Dan air ad 100ml.
5.      Lalu Panaskan sampai mendidih sambil di aduk.
6.      Setelah terlarut semua, saring dengan kapas yang dililit kain kasa.
7.      Masukkan dalam 5 tabung reaksi masing-masing 4ml.sumbat dengan kapas.
8.      Untuk sisanya tetap pada erlemeyer. Sumbat dengan kapas. sterilkan
Prosedur pembuatan medium sintesis  :
1.      Timbang medium.
2.      Tambahkan NA  20gr untuk 1liter.
3.      PDA sintesis 39gr untuk 1 liter
4.      Aq dest ad 100ml
5.      Masukkan bahan-bahan ke dalam erlemeyer.
6.      Tambahkan aq dest setengahnya.
7.      Bilas alumunium foil dengan aq dest
8.      Panaskan sampai mendidih.
9.      Masukkan dalam 5 tabung reaksi.
10.  Sisanya biarkan dalam erlemeyer sumbat dengan kapas.
11.  Sterilisasi dengan autoklaf.
B. isolasi mikroba
1.      Siapkan cawan petri yang sudah di sterilkan.
2.      Keluarkan tabung reaksi dan erlemeyer yang di sterilkan dari autoklaf.
3.      Bersihkan tangan dan meja dengan alkohol 70 %
4.      Nyalakan api bunsen, sterilkan pinggiran pada cawan petri.
5.      Sterilakan mulut erlemeyer
6.      Buka celah sedikit pada cawan, tuangkan media dari erlemeyer ke cawan, usahakan dekat dengan bunsen agar mematikan mikroba di sekitar.
7.      Sterilkan kembali pinggiran cawan dengan  bunsen.
8.      Ratakan dengan menggeserkan cawan pada meja dengan membentuk angka ‘8’
9.      Diamkan.
10.  Masukkan cawan petri, erlemeyer, dan tabung reaksi ke dalam kulkas. Untuk tabung digunakan media slant (miring).


 
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil
kelompok
Media
Kontaminasi
Kelompok 1
PDA
-
Kelompok 2
TEA
Khamir
Kelompok 3
NA
Khamir

No
Ciri fisik
Agar kaldu pepton
PDA alami
TEA
NA
PDA sintesis
1
Warna

Kuning pucat
Putih
Kuning
Kuning terang
2
Padat/cair

Cair
Cair
Cair
Cair
3
Jernih/keruh

Jernih
Keruh
Jernih
Jernih
4
Kontaminasi

-
Ya
Ya
Ya
5
Jenis mikroba

khamir
khamir
Khamir
khamir


B. Pembahasan
            Medium pertumbuhan jasad renik adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran bahan makanan yang mengandung nutrien untuk pertmbuhan jasad renik tersebut. Medium digunakan untuk mikroorganisme tumbuh, untuk isolasi.
 Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat berikut :
·         Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh mikroorganisme.
·         Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.
·         Medium harus steril.
·         Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll.
Untuk membuat medium diperlukan bahan-bahan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
1.      Bahan dasar
a.       Air
b.      Agar (berasal dari rumput laut) tidak terurai oelh mikroba, membekupada suhu 15oc dan mencair pada suhu relatif rendah 45oc
c.       Gelatin, yaitu protein yang dapat diurai oleh mikroba, sifatnya seperti agar.
Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusu untuk menumbuhkan mikroba bersifat autotrof obligat.
2.      Unsur nutrisi atau makanan
a.       Sumber karbon, contoh : karbohidrat, lemak, asam organik.
b.      Sumber nitrogen, contoh : pepton, protein.
c.       Garam-garam mineral, contoh : K,Na, Fe, Mg
d.      Vitamin
e.       Bahan alami, contoh : sari buah, eksract sayur, susu, darah.
3.      Bahan tambahan, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan kedalam medium untuk tujuan tertentu, seperti : bahan indicator (phenol red), antibiotik.

Klasifikasi medium di bagi menjadi 2 :
·         Klasifikasi medium menurut bahan yang di gunakan :
a.       Medium alamiah : medium yang  bahan dasarnya berupa substrat bahan alam, seperti : sari buah wortel,jagung, sari buah anggur.
b.      Medium semi alamiah : medium alamiah di tambahkan ke dalamnya senyawa kimia seperti medium : PDA, TEA
c.       Medium buatan atau medium sintesis adalah mediun yang komposisinya telah di tentukan dan terdiri dari bahan kimia, contoh : Czapeks Dox Agar.
·         Klasifikasi medium menurut kegunaanya :
a.       Medium umum : medium yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum. Contoh :SDA (Saubouround Dextrose Agar), TEA, PDA dll.
b.      Medium selektif : medium yang komposisinya di atur sedemikian rupa sehingga hanya ada jenis mikroorganisme tertentu yang dapat tumbuh. Contoh : SSA (salmonella Shigella Agar), BGLB ( Brilliant Green Lactose Broth).
c.       Medium differensial  : medium yang digunakan untuk membedakan jenis mikroorganisme yang satu dengan yang lainnya. Contoh : Blood Agar, EMBA (Eosin Methylene Blue Agar).
d.      Medium pengkayaan (Enrichment Medium) : medium untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu yang diharapkan memiliki jumlah sel yang lebih banyak untuk tujuan tertentu, seperti YMA (Yeast Malt Agar) medium pertumbuhan yang baik untuk sel khamir.




·         Preparasi medium dalam tabung dan cawan ada 3 yaitu :
a.       Agar miring/slant
Medium agar miring dibuat dengan memasukkan 3-5 ml (4ml) medium ke dalam tabung reaksi, kemudian disterilisasi pada autoklaf suhu 121o selama 15 menit. Setelah di autoklaf baru dimiringkan sesuai dengan sudut kemiringan yang diinginkan, biarkan hingga mengeras.
b.      Agar tegak / deep
Medium yang dibuat dimasukkan ke dalam rak tabung reaksi 3-5ml (4ml) di autoklaf, setelah itu segera simpan di rak tabung biarkan mengeras.

c.       Agar cawan
dari medium yang dibuat dimasukkan ke dalam labu ukur erlemeyer kemudian di sterilisasi dengan autoklaf. Setelah itu tunggu hingga medium hangat kuku dan segera tuang ke dalam cawan petri steril secara aseptis, proses penuangan harus segera dilakukan menghindari bekunyaa medium.

Medium TEA
Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:
- Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
- Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.
- Agar, sebagai bahan pemadat medium.
- Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Nutrien Agar (NA)
Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:
- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
- Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin, dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
- Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.
- Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.
Potato Dekstrose Agar (PDA)
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan kapang dan jamur. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah non-sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk medium padat karena dalam pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan pemadat. Berdasarkan fungsinya, medium PDA ini termasuk medium umum karena dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan medium PDA adalah:
- Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.
- Dextrose sebagai sumber enegi dan sebagai sumber karbon.
- Agar, sebagai bahan pemadat medium.
- Akuades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber O2.

Kontaminasi
Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat terhadap zat lain yang tidak diinginkan. Dalam praktikum ini bila pengerjaan proses praktikum tidak steril maka akan tercemar oleh mikroba seperti khamir dan kapang.
Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Carlile & Watkinson  menyatakan bahwa jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Menurut Moncalvo dan Kuhn & Ghannoum, sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon         organik.

Khamir adalah fungi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis). Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk    ragi.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang dan kahamir terutama akan menyerang saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup (Curtis et al. 2004; Mazur et al. 2006). Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan, atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillus pada saluran pernapasan (Soubani & Chandrasekar 2002). Selain genus Aspergillus, beberapa spesies dari genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.

Selama penyimpanan, makanan atau bahan makanan sangat mudah ditumbuhi oleh kapang. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia dengan curah hujan, suhu dan kelembaban yang tinggi sangat mendukung pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin. Kontaminasi mikotoksin tidak hanya menurunkan kualitas bahan pangan/pakan dan mempengaruhi nilai ekonomis, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Berbagai penyakit dapat ditimbulkan oleh mikotoksin, seperti kanker hati yang disebabkan oleh aflatoksin, salah satu jenis mikotoksin yang paling banyak ditemukan di negara beriklim tropis. Karena adanya kontaminasi mikotoksin tidak kasat mata, terlebih lagi pada makanan olahan, maka diperlu kewaspadaan dalam memilih makanan terutama bahan makanan atau makanan olahan yang telah disimpan dalam waktu lama.


Destruksi
Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian. Proses destruksi ini penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat alat yang telah digunakan pada saat percobaan. Karena kita tidak dapat memastikan bahwa alat alat itu bersih sebelum di destruksi, bisa saja terdapat bakteri atau mikroorganisme yang dapat membahayakan diri kita. Proses ini umumnya di lakukan dengan memasukkan semua wadah atau alat hasil percobaan (yang sudah d kontakan dengan mikroorganisme) ke dalam autoklaf, kemudian di aktifkan pada suhu 121 derajat celcius selama 30 menit. Bila telah selesai, wadah yang mengandung media dan mikroba hasil percobaan (yang telah cair) dapat di buang ke pembuangan umum, kemudian alat dicuci bersih dengan air sabun.















BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Mikroorganisme dapat dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang    disebut media.
 2. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.
3. Kentang adalah bahan yang baik untuk digunakan sebagai bahan media buatan karena banyak mengandung karbohidrat.
4. penggunaan alat dan bahan dalam bekerja haruslah slalu terjaga dari kontaminan.
5. Dalam pengidentifikasian bakteri terdapat berbagai macam sifat pertumbuhan koloni bakteri, baik itu koloni yang terdapat dalam cawan petri, agar miring maupun agar tegak.
6. Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat terhadap zat lain yang tidak diinginkan. Dalam praktikum ini bila pengerjaan proses praktikum tidak steril maka akan tercemar oleh mikroba seperti khamir dan kapang.
7. Jenis mikroba ada : bakteri, kapang, khamir.
B. Saran
1. laboratorium pada saat praktikum harus lebih bersih lagi.




DAFTAR PUSTAKA

http://pocilgembalasapi.blogspot.com/2009/11/laporan-mikrobiologi.html